ACEH TENGAH | Mantan Bupati Kepulauan Seribu Irmansyah Dipl. Soc.Sc., M.Sc. mengapresiasi adanya World Gayonese Community (Diaspora Gayo Dunia). “Alhamdulillah dan menyampaikan apresiasi yang tinggi atas inisiatif Bang Yusradi Usman al-Gayoni yang sudah menginisiasi World Gayonese Community (WGC). Tentu, sangat bermanfaat. Hari minggu yang lalu, sudah saya sampaikan juga di Group WA WGC,” kata Irmansyah, Jumat (14/6/2024).
Dilanjutkan alumnus Posgraduate Diploma in Development Finance (Dipl.Sos.Sc) dan Master (M.Sc) Accounting and Finance The University of Birmingham itu, dengan beragamnya disiplin ilmu dan pengalaman yang ada pada anggota Diaspora Gayo Dunia, bila disatukan dan dilakukan bersama-sama, maka akan menjadi aset yang sangat berharga bagi pembangunan, khususnya buat kemajuan tanoh tembuni.
“Saat ini, tanoh Gayo membutuhkan tenaga dan pikiran diaspora Gayo, untuk meneruskan penyelesaian “pekerjaan rumah” pemerintah yang cukup menantang, seperti berbagai layanan publik yang cepat, terjangkau, dan efektif serta akuntabel. Juga, peningkatan pendapatan dan penerimaan daerah yang lebih progresif dan kreatif, namun tetap memperhatian ability to pay masyarakat,” ujarnya.
Disamping itu, sambung penerima beasiswa Oveseas Development Administration The British Council tersebut, optimalisasi peningkatan pengelolaan sektor wisata dan ekonomi kreatif, yang mampu memberikan manfaat bagi stakeholders kepariwisataan di tanoh Gayo, termasuk mampu menyerap sebesar-besarnya tenaga kerja lokal. Karenanya, perlu upaya peningkatan kualitas sumber manusia pariwisata, sehingga mengesankan bagi para wisatawan baik lokal, regional, nasional maupun internasional, dengan harapan tingkat prosentase kunjungan berulang wisatawan akan tinggi dan bertambah secara signifikan dari tahun ke tahun.
Lalu, jelas mantan Wakil Walikota Jakarta Selatan itu, pengeloaan sampah yang ramah lingkungan dan penyediaan air bersih yang memadai baik kuantitas maupun kualitasnya. Di lain pihak, sektor pendidikan pada setiap tingkatan yang berkualitas, hingga mampu bersaing pada level daerah, nasional, dan internasional. Termasuk, layanan sektor kesehatan dan kesehatan masyarakat yang memadai, yang didasarkan pada pengukuran cost effectiveness, yang artinya kesembuhan pada sisi kuratif dan peningkatan perubahan perilaku hidup sehat masyarakat pada sisi promotif-preventif harus mendapat alokasi dana yg memadai.
“Peningkatan di sektor perkebunan dan pertanian, baik dari sisi pengelolaannya maupun kualitas dan kuantitas hasilnya, termasuk pembentukan kelembagaan ekonomi umat, yang mampu memastikan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat yang terkonsep dan terencana dengan baik dan comprehensive. Selanjutnya, peningkatan profesionalisme, etos kerja, disiplin serta sistem monitoring kinerja aparatur menjadi conditio sine quanon, ” ujar putra pendiri Pesantren Nurul Islam Belang Rakal Bener Meriah Wahab Rachmatsyah tersebut.
Secara terpisah, Founder World Gayonese Community, Yusradi Usman al-Gayoni, menyebutkan, WGC yang diinisiasi pada tanggal 20 Maret 2024, bertujuan untuk meningkatkan silaturahmi diaspora Gayo yang ada di luar negeri. “Bagaimana orang Gayo di luar negeri bisa saling kenal, komunikasi, silaturahmi, dan bisa ber-alang tulung beret bebantu. Orang Gayo yang dari Indonesia ke luar negeri pun bisa terbantu. Diaspora Gayo di luar negeri, minimal bisa membantu informasi ke orang Gayo di Indonesia, seperti informasi beasiswa, magang, kerja, sehingga makin banyak orang Gayo yang short course, sekolah, kuliah, magang, kerja, bahkan permanent resident di luar negeri,” sebut Diaspora Indonesia-Inggris asal Takengon Kabupaten Aceh Tengah tersebut.
Jalan tiga bulan terbentuk, ungap Anggota Tim Pengembangan Kawasan Gayo-Alas (Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Gayo Lues, dan Bener Meriah) Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI (2018-2024) itu, Diaspora Gayo Dunia sudah beranggotakan 30 negara, yaitu Inggris, Arab Saudi, Turki, Mesir, Qatar, Yaman, Prancis, Denmark, Yordania, Korea Selatan, Jerman, Rusia, Malaysia, Hongaria, Amerika Serikat, Kuwait, Belanda, Australia, Tiongkok, Sudan, Canada, Uni Emirat Arab, Jepang, Selandia Baru, Slovenia, Tunisia, Thailand, Maroko, India, dan Belgia (RED)